Senin, 29 April 2013

MEMBUAT PENGAWETAN



Cara Pengawetan
Pengawetan hewan secara kering umumnya meliputi awetan utuh (obset), rangka, histokimia, awetan lateks, embedding dalam resin, dll. Awetan utuh (obset) secara sederhana dibuat hanya dengan menguliti hewan dan menggantikan dagingnya dengan bahan-bahan yang tidak mudah busuk seperti kapas, sabut kelapa, atau serbuk gergaji.
Alat-alat
  • Skalpel kecil atau pisau, gunting kecil, pinset, jarum dan benang, tang, kawat kecil dan besar, toples bius, kertas, injeksi, mata palsu, papan dudukan bahan-bahan
  • Serbuk kayu, kapas, sabut kelapa, tepung jagung (maezena) sebagai absorben, borak, wax (malam), benang kasur, alkohol, formalin, pembasmi serangga.

Prosedur/ cara kerja
1.      Letakkan ikan pada papan bedah
2.      Ukur dan catat data pada ikan tersebut (panjang total, panjang ekor, lebar badan, warna paruh, warna mata)
3.      Buang semua bagian isi perut ikan tersebut
4.      Taburkan segera tepung jagung sebagai absorben pada setiap bercak darah yang mungkin melekat pada kulit
5.      Keluarkan isi otak ikan, menggunakan pinset dan kapas.
6.      Balikkan kulit pada kepala, hingga nampak kedua mata, ambil mata tersebut dengan pinset dan bersihkan dengan kapas.
7.      Gantikan isi otak ikan dengan tanah liat atau malam (wax).
8.      Taburi kulit ikan dengan borak atau arsenikum secara merata pada bagian dalamnya, menggunakan kapas pada ujung pinset
9.      Masukkan badan tiruan tersebut kedalam kulit ikan dengan cara mengaitkan ujung kawat pada tengah tengkorak
10.  Tutup bekas bedah dengan kertas, kemudian jahit bagian tersebut, tambahkan kapas atau serbuk gergaji jika terasa longgar badan tiruannya.
11.  Pasang mata palsu pada ikan menggunakan lem.
12.  Suntik bagian tubuh ikan seluruhnya dengan formalin 10 %. Kemudian semprot dengan obat anti serangga.

Menoleksi Tumbuhan
LIPI Punya Hak Koleksi Tumbuhan Langka
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI) yang merupakan lembaga negara mempunyai Scientific Authority dan berhak mengoleksi tumbuhan termasuk yang langka untuk kepentingan negara. Hal itu dikemukakan Ir. Agoes Sriyanto MS pejabat dari Direktorta Konservasi Ditjen PHKA Departemen Kehutanan pada workshop sehari pengusulan kawasan pegunungan Muller sebagai taman nasional di Puruk Cahu, akhir pekan.
Koleksi beberapa tumbuhan yang ada di Indonesia termasuk di wilayah pegunungan Muller di wilayah kabupaten Murung Raya (Mura) dan kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah tersebut disimpan dalam herbarium yang di Kebun Raya Bogor.
"Bahkan hasil koleksi dari penelitian LIPI tersebut dapat dilihat dalam waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun," katanya menanggapi keberatan salah seorang yang mengaku peneliti sekaligus Direktur Flora Fauna Foundation (FFF), Tallau yang berkantor di Puruk Cahu.
Dalam keberatannya Direktur FFF tersebut menyatakan selaku lembaga lokal hasil penelitian LIPI tersebut yang membawa beberapa anggrek lokal Kalteng untuk segera di kembalikan kehabitatnya.
Selain itu masih dalam surat keberatannya, pemerintah harus melibatkan lembaga peneliti lokal melakukan inventarisasi agar terjadi proses pembinaan di daerah karena peneliti lokal juga punya kemampuan dan punya jaringan kerjasama.
Menurut Agoes Sriyanto, LIPI merupakan lembaga yang telah diakui keberadaannya sebagai lembaga peneliti baik di dalam negeri maupun luas negeri dan Dephutbun memegang manajemen otoritas hutan dengan mengijinkan pihak LIPI untuk melakukan eksplarasi/penelitian keanekaramagan hayati di kawasan hutan pegunungan Muller.
Kesempatan yang sama Koordinator program "Heart Of Borneo"-WWF Indonesia Dr. Bambang Supriyanto juga ikut menanggapi keberatan Direktur FFF itu dengan meminta hasil laporan dan penelitian anggrek selama enam tahun di gunung Bondang kabupaten Mura.
"Kami minta bukti laporan penelitian tersebut dan mohon diperlihatkan pada kegiatan ini," katanya. Menanggapi permintaan tersebut, Tallau berkilah dengan mengatakan kami hanya mengirim laporan ke Amerika Serikat dan tidak memberikan buku hasil penelitian kepada siapapun.
Sementara itu peneliti LIPI dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB) Drs R Hendrian MSc melalui Ketua yayasan Gunung Lumut-Muller Muara Teweh, Drs. Syahdan Sindrah menanggapi permintaan Direktur FFF untuk dilibatkan dalam penelitian.
Dalam tanggapannya dia mempertanyakan berperan sebagai apa Tallau tersebut dan biayanya nanti menjadi beban siapa, selain itu apa nama lembaga penelitiannya serta sertifikasi sebagai peneltiai dari lembaga mana.
Namun dalam pertemuan tersebut Direktur FFF itu tidak bisa memberikan jawaban dan, meski demikian pihak LIPI tetap memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memberikan jawaban melalui surat

Preparat
Cara Pakai Preparat Mata
Posted by Lili Shafwatunnida
Published in Tentang Obat dan Penyakit
Guys,, kamu semua pasti pernah pake obat buat mata, baik berupa tetes mata atau pun salep mata,,but, kamu yakin cara pakai kamu dah bener? Gini nih cara yg bener, take a look Yah, biar ga salah n obat kamu memberikan efek yg optimal..
1.      TETES MATA Penting nih, ujung alat penetes (ujung wadah tetes mata) ga boleh tersentuh oleh benda apapun, baik tangan, benda lain, termasuk mata, and selalu ditutup rapat habis digunakan. Cuci tangan kamu, trus kepala ditengadahkan, tarik mata bagian bawah dengan jari telunjuk untuk membuka kantung konjungtiva (kantung mata), teteskan obat pada kantung konjungtiva dan tutup mata kamu selama 1 - 2 menit, usahakan jangan mengedip ya..Trus, ujung mata dekat hidung ditekan-tekan pelan selama 1 - 2 menit.. udah deh.. oops,, jangan lupa cuci tangan kamu lagi n tutup wadah dengan rapat oke? Klo kamu mau memberikan obat tetes mata buat anak-anak, misalnya ade’ kamu, ponakan, anak tetangga, atau siapapun yg berwujud anak-anak, cara penggunaannya agak beda nih, yaitu: - baringkan anak telentang dengan kepala lurus - mintalah si anak itu untuk memejamkan mata - teteskan sejumlah yg dianjurkan ke sudut mata - jaga agar kepala tetap lurus - bersihkan cairan yg berlebihan, dan ciptakan suasana yg menyenangkan buat si anak..
2.      SALEP MATA Sama nih kaya tetes mata, ujung tube/wadah salep mata ga boleh tersentuh oleh apapun and sebelum pake cucu tangan kamu buat menghindari kontaminasi.. Tengadahkan kepala kamu, trus kelopak mata bawah ditarik untuk membuka kantung konjungtivanya, tube salep ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva,,tutup mata kamu 1 - 2 menit dan bola mata digerakkan ke kiri, kanan, atas, dan bawah.. Bis ituh, ujung tube diusap pake tisu yg bersih dan wadahnya ditutup rapat,and jangan lupa buat cuci tangan kamu.. yup itu adalah cara penggunaan preparat mata yg dianjurkan klo kamu mau dapat efek yg optimal dan aman, selamt mencoba..

Pembuatan Slide Preparat
Bagaimana sebenarnya pembuatan slide preparat mikroskop? tahapan – tahapan ini juga tergantung dari slide preparat apa yang diinginkan. Misalnya Preparat tumbuhan dan preparat hewan/histology berbeda tentunya dalam hal proses ataupun tahapan pembuatannya. Begitu juga di beberapa bidang ilmu atau instansi tertentu juga memiliki jenis preparat yang berbeda. Pada posting artikel kali ini saya akan lebih fokus kepada pembuatan slide prepaarat tumbuhan dan hewan . Sebelum saya mulai tahapan – tahapan pembuatan slide preparat ini, ada beberapa hal perlu diketahui bahwa tahapan yang saya berikan ini hanya salah satu langkah dari sekian banyak langkah atau metode pembuatan slide preparat. Jadi terserah Anda mau mengikuti atau tidak, tapi setidak – tidaknya, mudah - mudahan  artikel yang sederhana ini bisa membuat sedikit tambahan wawasan khususnya bagaimana cara membuat slide preparat mikroskop.
Ilmu yang berhubungan dengan pembuatan preparat ini sering dikenal dengan Mikroteknik (dalam hal ini Mikroteknik Tumbuhan), yang khusus mempelajari pembuatan preparat (sediaan) awet atau sementara. Diantara teknik – teknik yang ada, maka pembuatan preparat dengan metode parafin serta preparat kayulah yang akan dibahas dalam artikel ini. Dalam metode paraffin, bahan disimpan dalam parafin agar kemudian dapat dibuat sayatan - sayatan tipis yang dikenakan pewarnaan sebelum diamati dengan mikroskop.
Penyatan kayu memerlukan proses persiapan tersendiri. Adanya perbedaan-perbedaan yang khas bagi setiap spesies memerlukan sedikit pengetahuan mengenai siklus hidup spesies yang bersangkutan, stadium pertumbuhannya disamping pengetahuan mengenai struktur dan sifat kimia berbagai macam jaringan dalam bahan tersebut, kemudian reaksi yang mungkin terjadi terhadap reagen-reagen yang akan dikenakan kepadanya.


KOLEKSI DAN PENGAWETAN SERANGGA

Cara mengumpulkan serangga dapat dilakukan bermacam-macam, tergantung kepada jenis serangga dan tujuan pembuatan koleksi tersebut.

Urutan kegiatan koleksi dan pengawetan serangga, dilakukan seperti bagan di bawah ini :
 MENGUMPULKAN SERANGGA

Serangga-serangga praktis dapat ditemukan dimana-mana dan selalu dalam jumlah yang banyak. 

Semakin banyak tempat yang dikunjungi orang untuk mencari serangga, maka akan semakin besar variasi serangga yang akan diperoleh dalam pengumpulan.

Untuk mengumpulkan serangga perlu memperhatikan musim, cuaca dan waktu tertentu dimana populasinya tinggi, akan tetapi untuk memperoleh keragaman yang terbesar harus mengumpulkan sepanjang tahun karena jenis yang berbeda aktif pada waktu-waktu yang berbeda.

 Bahan dan Alat Pengumpulan Serangga

 Alat-alat berikut biasanya digunakan ketika mengumpulkan serangga :
Ø     Jaring serangga
Ø     Botol-botol pembunuh
Ø     Kotak pil yang mengandung kertas tissue
Ø     Amplop-amplop, atau kertas untuk membuat amplop
Ø     Botol-botol kecil bermulut lebar untuk pengawetan
Ø     penjepit-penjepit
Ø     Lensa lapang
Ø     Kertas-kertas lembaran putih biasa
Ø     Alat penyedot
Ø     Payung pemukul atau lembaran kain
Ø     Penyaring
Ø     Perangkap
Ø     Alat pemgumpul akuatik
Ø     Lampu kepala
Ø     Pisau lipat
Ø     Kuas bulu onta

Untuk metode khusus digunakan alat-alat sebagai berikut :
Ø      Aspirator
Ø      Lubang Perangkap (pitfall trap)
Ø      Corong Berlese
Ø      Beating Sheets
Ø      Cahaya
Ø      Baits

Metode Pengumpulan
Metode pengumpulan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada jenis serangga dan habitatnya, metode yang dapat dilakukan diantaranya :
1.  Aspirator :
Alat ini digunakan untuk menangkap serangga kecil yang aktif bergerak seperti parasitoid kecil, lalat kecil, wereng dll.
Aspiraor juga digunakan untuk mengambil serangga-serangga kecil yang tertangkap dari jaring serangga.
Aspirator biasanya terbuat dari tabung kaca sebagai tempat pengumpul serangga dan ditutup dengan karet yang diberi lubang untuk untuk dua pipa, yang satu untuk mengisap serangga ke dalam tabung dan lainnya ke mulut untuk menghisap udara.

2.  Koleksi dengan tangan :
Banyak serangga terdapat pada tanaman, di serasah, di bawah batu dan tempat-tempat lain yang dapat dicari dan dikoleksi langsung dengan tangan. Pada tanaman, serangga dari berbagai stadia (telur, larva/nimfa, pupa, dan imago) dapat ditemukan di daun, batang/kayu, dan atau akar. 
Banyak larva berbagai serangga terdapat pada kayu atau bahan organik yang membusuk, seperti kayu lapuk, bangkai binatang dan lain-lain. 
Koleksi dengan tangan membawa resiko, khusunya apabila serangga yang ditangkap beracun, oleh karena itu alat seperti forcep atau kaos tangan dapat digunakan untuk menghindari bahaya terhadap tangan.

3.  Koleksi dengan jaring serangga :
Jaring serangga meruapakan alat yang paling banyak dan umum diguakan untuk koleksi serangga. 
Pada dasarnya ada tiga jenis jaring serangga yaitu: jaring udara (aerial net), jaring ayun (sweep net), dan jaring air (aquatic net). 
Jaring udara digunakan untuk menangkap serangga terbang seperti kupu-kupu, lalat, belalang, lebah, dan capung. 
Jaring serangga mempunyai diameter 35 cm pada bagian depan dan panjang jaring 50 cm.  Tongkat tangkai jaring biasanya sepanjang 100 cm.
Jaring ayun untuk menangkap serangga pada daun-daunan atau rerumputan. 
Bentuk jaring ayun adalah heksagonal. 
Agar serangga tidak keluar, usahakan waktu mengambil seranga dari jaring membelakangi sinar matahari. 
Jaring air harus lebih kuat untuk menahan kotoran dalam air, baik kawat lingkar dan bahan jaringnya. 
Untuk mengambil serangga yang ada, yang biasanya tercampur lumpur, biasanya lumpur ditaruh di suatu nampan dan diberi air lalu dikorek-korek untuk mendapatkan serangganya. 

4.  Koleksi dengan lembar-pengumpul (Beating sheets) :
Beberapa serangga pada tanaman sulit dikenali karena bentuknya mirip daun atau duri pada tanaman. 
Maka itu lembar-pengumpul merupakan alat yang tepat untuk mengkoleksi serangga tersebut dan jenis lain seperti kutu-kutuan serta tungau. Lembar untuk koleksi diletakkan di bawah bagian tanaman dan tanaman dipukul-pukul.  Koleksi serangga kecil dari lembar pengumpul dapat dilakukan dengan kuas yang dibasahi air.       

5.  Penyemprotan dengan insektisida knock-down :
Pada tanaman yang tinggi serangga sulit ditangkap. Penyemprotan/ pengkabutan dengan insektisida bereaksi cepat seperti piretroid sintetik.  

6.  Perangkap serangga :
Perangkap serangga yang dapat digunakan, diantaranya :
Ø  Panci kuning
Ø  Perekat
Ø  Kertas
Ø  Penjebak
Ø  Kupu-kupu
Ø  Feromone
Ø  Penyedot
Ø  Cahaya
Ø  Layar
Ø  Malaise

Sebelum dilakukan tahapan pengawetan dan perentangan, serangga dapat disimpan di amplop kertas, atau lebih dikenal dengan nama papilot.
Amplop ini bisa digunakan untuk menyimpan serangga bertubuh kecil dan bersayap lebar, seperti kupu-kupu dan capung, diluar amplopnya juga bisa digunakan untuk menuliskan data yang berhubungan dengan pengkoleksian.

KILLING AGENTS / STRATEGI
Persyaratan
Bila serangga akan diawetkan, sesudah serangga ditangkap, serangga harus dibunuh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau patah. 
Semacam botol pembunuh dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat dipakai dan berbagai bahan dapat dipakai sebagai agen pembunuh. 
Botol-botol yang digunakan sebaiknya adalah botol-botol yang menggunakan tutup gabus dan diberi label “RACUN” dan semua botol-botol gelas harus diperkuat dengan selotape untuk mencegah penyebaran kaca bila pecah. 
Beberapa material yang dapat digunakan sebagai agen pembunuh yaitu sianida, CaSO4, etil asetat, karbon tetroklorida, dan kloroform.

Strategi
Sebuah botol pembunuh sianida terdiri dari kapas dan karton yang harus dipadatkan rapat kebawah, dan karton harus memiliki beberapa lubang jarum didalamnya kemudian ditutup dengan gabus yang kompatibel dengan mulut botol. Sebuah botol sianida yang terbuat dari bubuk putih lembab CaSO4 lebih lama membuatnya tetapi lebih tahan lama.
Sianida harus dalam bentuk bubuk atau granul yang sangat halus, kemudian CaSO4 yang basah dituangkan ke dalam botol dan dibiarkan tidak bersumbat dan sebaiknya diletakkan diluar ruangan, sampai seluruh zat mengendap dan mengering. 
Botol disumbat dengan gabus, dasarnya di tape, diberi label racun dan sehari kemudian botol siap dipakai.
Untuk agen pembunuh yang lain, botol-botol yang memakai material-material ini terbuat dengan cara meletakkan beberapa macam material yang menyerap di dalam botol dan memasukkannya dengan agen tersebut.
Kapas adalah suatu material penyerap yang bagus tetapi harus ditutupi dengan selembar karton atau penyaring, kalau tidak serangga-serangga dapat terjebak dalam kapas dan sulit mengeluarkannya tanpa kerusakan.
Efisiensi sebuah botol pembunuh tergantung dari seberapa jauh  dan bagaimana dipakainya. 
Botol sebaiknya tidak dibiarkan tanpa sumbat lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk meletakkan serangga-serangga atau mengeluarkannya. 

PENGAWETAN DAN PERENTANGAN (MOUNTING/ PRESERVATION)

Pengawetan Kering
Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan kering, terlebih dahulu harus dilakukan kegiatan perentangan serangga dengan menggunakan alat bantu.

Spesimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk pengeringan yang cepat. 

Banyak artropoda-artropoda bertubuh lunak dapat dikeringkan oleh pengeringan titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan hampa. 
Teknik-teknik ini menghasilkan spesimen-spesimen yang tidak begitu rapuh, tidak menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan warna dan akibatnya tidak menunjukkan indikasi penyerapan kembali air atau pembusukan sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.

Pengawetan Basah
Serangga-serangga yang biasa diawetkan dengan cara basah adalah serangga-serangga sebagai berikut :

  1. Serangga-serangga bertubuh lunak
  2. Serangga-serangga yang sangat kecil
  3. Larva dan nimfa serangga
  4. Artropoda-artropoda selain daripada serangga
  5. Cairan yang biasa digunakan untuk pengawetan serangga adalah Etil Alkohol (70-80 %). 

Spesimen dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang memiliki penutup yang erat, berisi larutan pengawet dimana larutan harus diperiksa paling tidak sekali atau dua kali setahun sehingga cairan yang menguap dapat diganti.

Slide

Banyak artropoda kecil (kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain) seringkali isolatnya dibuat dalam bentuk slide, bagian-bagian tubuh demikian seperti tungkai-tungkai atau alat-alat kelamin paling bagus dipelajari bila dibuat preparat. 

Material yang dibuat preparat biasanya dipindahkan ke sebuah gelas objek diberi perlakuan khusus untuk menghasilkan preparat permanen atau preparat sementara.

LABELING

Nilai ilmiah dari seekor spesimen serangga sebagian besar tergantung pada informasi mengenai tanggal dan tempat penangkapannya dan juga mengenai keterangan tambahan seperti nama kolektor dan habitat.

Data-data yang diperlukan, adalah :

Ø  Lokasi dimana serangga ditemukan

Ø  Tanggal penangkapan serangga

Ø  Kolektor

Ø  Data ekologi serangga

Ø  Informasi yang diperoleh dari identifikasi
Dalam pembuatan label, digunakan kertas yang agak tebal dan kalau mungkin bebas asam (acid free paper). 

Penulisan label menggunakan pen dengan tinta permanen yang tahan alkohol, dengan ukuran 0,1 mm, atau menggunakan printer dengan tinta permanen.

Selain itu tulisan dalam label sebaiknya menggunakan bahasa Inggris.

Beberapa cara pemberian label berdasarkan cara pengawetannya, yaitu :

A. Pengwetan Kering

Pembuatan label harus di atas kertas putih yang kaku, memiliki ukuran yang sama besar. 
Label memuat keterangan tentang lokasi, tanggal, dan kolektor. Apabila terdapat dua atau lebih label pada pin harus disusun sejajar dan dibaca dari sisi yang sama. Label yang digunakan pada setiap spesimen yang disimpan kering (pinned or mounted specimen):

1.  Label lokasi (paling atas)

Propinsi, Kabupaten, Lokasi spesifik

Tanggal koleksi

Nama kolektor

2.  Label data ekologi

Inang, habitat serangga, atau metode koleksi

3.  Label identifikasi

Famili serangga

Nama yang mengidentifikasi

Tahun identifikasi

          Label lokasi                Label data ekologi       Label identifikasi

B. Pengawetan Basah

Label untuk spesimen-spesimen yang diawetkan didalam cairan harus ditulis di atas kertas kasar berkualitas bagus dengan tinta tahan air dan ditempatkan di dalam wadah dengan spesimen-spesimen tersebut.
Label untuk spesimen dalam EtOH

C. Slide
Label untuk spesimen yang dibuat preparat mikroskopis di atas kaca objek ditempelkan di permukaan bagian atas gelas objek, pada satu atau kedua sisi-sisi kaca penutup. Label untuk preparat mikroskop.

PENYIMPANAN
Spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara sistematik  harus disusun dan dilindungi dari hama-hama, cahaya dan kelembaban. Serangga serangga yang dipin harus disimpan dalam kotak-kotak yang anti debu memiliki bagian bawah yang lunak yang memudahkan untuk menyusun pin didalamnya. Untuk serangga yang diawetkan didalam cairan, botol-botol yang berisi spesimen harus diisi penuh dengan cairan dan diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya kemudian ditutup dengan tutup karet yang sesuai dengan ukuran mulut botol. Material serangga yang diawetkan dengan metode slide, disimpan pada kotak-kotak yang memiliki dasar yang lunak dan disusun satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan didalam kotak.

Partikel Dasar Penyusun Materi
Dapat berupa :
1)      Atom
-          Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu.
-          Atom suatu unsur diberi lambang sama dengan lambang unsur tersebut
2)      Molekul
3)      Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu ü Atom suatu unsur diberi lambang sama dengan lambang unsur tersebut ü                  Contoh : Na, Mg, Ba, Ca, Fe

2)       Molekul
§  Molekul adalah partikel netral yang terdiri dari 2 atau lebih atom, baik atom sejenis maupun atom yang berbeda.
§  Molekul yang terdiri dari sejenis atom disebut  Molekul Unsur
§  Molekul yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut Molekul Senyawa
§  Contoh : H2O; CO2; H2SO4

3)       Ion
Ø  Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik
Ø  Ion yang bermuatan positif disebut Kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut Anion
Ø  Ion yang terdiri dari 1 atom disebut Ion Tunggal ( monoatom ), sedangkan ion yang terdiri dari 2 atau lebih atom disebut Ion Poliatom
Ø  Contoh :
Kation Tunggal : Na+, K+
Kation Poliatom : NH4+ , H3O+
Anion Tunggal : Cl-, S2-
Anion Poliatom : NO3-, OH-

Partikel Unsur ( bisa berupa atom ; bisa berupa molekul )
a.        Pada umumnya, setiap unsur termasuk unsur logam mempunyai partikel berupa Atom
b.        Hanya beberapa unsur non logam yang partikelnya berupa Molekul ( contoh hidrogen H2 ; fosforus P4 ; belerang S8 )
c.        Molekul yang terdiri atas 2 atom disebut Molekul Diatomik ( contoh molekul hidrogen, nitrogen )
d.        Molekul yang terdiri atas lebih dari 2 atom disebut Molekul Poliatomik ( contoh molekul fosforus, belerang )


Partikel Senyawa ( bisa berupa molekul ; bisa berupa ion )
o    Dapat berupa Molekul ( disebut Senyawa Molekul ) atau Ion ( disebut Senyawa Ion )
o    Senyawa dari unsur logam termasuk senyawa ion, sedangkan senyawa dari unsur non logam termasuk senyawa molekul.
Contoh senyawa molekul : air ( H2O ) ; senyawa ion : Kalsium karbonat ( CaCO3 )




Rumus Kimia
Menyatakan jenis dan jumlah relatif atom yang menyusun suatu zat.
Dibedakan menjadi 3 :
a.        Rumus Molekul
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun molekul suatu zat
Contoh : rumus molekul air ( H2O )
b.       Rumus Kimia Senyawa Ion
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun suatu senyawa ion
Ciri khas senyawa ion adalah salah satu atom penyusun senyawa tersebut bersifat logam ( letaknya di depan )
Contoh : Mg(NO3)2 ; BaCl2 ; CuSO4 ; NaCl
c.        Rumus Empiris
Disebut juga Rumus Perbandingan; menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom dalam suatu senyawa
Contoh : Etuna dengan rumus molekul C2H2 dan mempunyai rumus empiris CH
Rumus kimia senyawa ion adalah rumus empiris
Contoh : garam dapur ( NaCl

KOLEKSI DAN PENGAWETAN SERANGGA
 
  • Cara mengumpulkan serangga dapat dilakukan bermacam-macam, tergantung kepada jenis serangga dan tujuan pembuatan koleksi tersebut.
  • Urutan kegiatan koleksi dan pengawetan serangga, dilakukan seperti bagan di bawah ini :

MENGUMPULKAN SERANGGA
  • Serangga-serangga praktis dapat ditemukan dimana-mana dan selalu dalam jumlah yang banyak. 
  • Semakin banyak tempat yang dikunjungi orang untuk mencari serangga, maka akan semakin besar variasi serangga yang akan diperoleh dalam pengumpulan.
·         Untuk mengumpulkan serangga perlu memperhatikan musim, cuaca dan waktu tertentu dimana populasinya tinggi, akan tetapi untuk memperoleh keragaman yang terbesar harus mengumpulkan sepanjang tahun karena jenis yang berbeda aktif pada waktu-waktu yang berbeda.

Bahan dan Alat Pengumpulan Serangga
  •  Alat-alat berikut biasanya digunakan ketika mengumpulkan serangga :
Ø     Jaring serangga
Ø     Botol-botol pembunuh
Ø     Kotak pil yang mengandung kertas tissue
Ø     Amplop-amplop, atau kertas untuk membuat amplop
Ø     Botol-botol kecil bermulut lebar untuk pengawetan
Ø     penjepit-penjepit
Ø     Lensa lapang
Ø     Kertas-kertas lembaran putih biasa
Ø     Alat penyedot
Ø     Payung pemukul atau lembaran kain
Ø     Penyaring
Ø     Perangkap
Ø     Alat pemgumpul akuatik
Ø     Lampu kepala
Ø     Pisau lipat
Ø     Kuas bulu onta

  • Untuk metode khusus digunakan alat-alat sebagai berikut :
Ø      Aspirator
Ø      Lubang Perangkap (pitfall trap)
Ø      Corong Berlese

Ø      Beating Sheets

Ø      Cahaya

Ø      Baits


Metode Pengumpulan
  • Metode pengumpulan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada jenis serangga dan habitatnya, metode yang dapat dilakukan diantaranya :
1.  Aspirator :
·         Alat ini digunakan untuk menangkap serangga kecil yang aktif bergerak seperti parasitoid kecil, lalat kecil, wereng dll.
·         Aspiraor juga digunakan untuk mengambil serangga-serangga kecil yang tertangkap dari jaring serangga.
·         Aspirator biasanya terbuat dari tabung kaca sebagai tempat pengumpul serangga dan ditutup dengan karet yang diberi lubang untuk untuk dua pipa, yang satu untuk mengisap serangga ke dalam tabung dan lainnya ke mulut untuk menghisap udara.

2.  Koleksi dengan tangan :
·         Banyak serangga terdapat pada tanaman, di serasah, di bawah batu dan tempat-tempat lain yang dapat dicari dan dikoleksi langsung dengan tangan. Pada tanaman, serangga dari berbagai stadia (telur, larva/nimfa, pupa, dan imago) dapat ditemukan di daun, batang/kayu, dan atau akar. 
·         Banyak larva berbagai serangga terdapat pada kayu atau bahan organik yang membusuk, seperti kayu lapuk, bangkai binatang dan lain-lain. 
·         Koleksi dengan tangan membawa resiko, khusunya apabila serangga yang ditangkap beracun, oleh karena itu alat seperti forcep atau kaos tangan dapat digunakan untuk menghindari bahaya terhadap tangan.

3.  Koleksi dengan jaring serangga :
·         Jaring serangga meruapakan alat yang paling banyak dan umum diguakan untuk koleksi serangga. 
·         Pada dasarnya ada tiga jenis jaring serangga yaitu: jaring udara (aerial net), jaring ayun (sweep net), dan jaring air (aquatic net). 
·         Jaring udara digunakan untuk menangkap serangga terbang seperti kupu-kupu, lalat, belalang, lebah, dan capung. 
·         Jaring serangga mempunyai diameter 35 cm pada bagian depan dan panjang jaring 50 cm.  Tongkat tangkai jaring biasanya sepanjang 100 cm.
·         Jaring ayun untuk menangkap serangga pada daun-daunan atau rerumputan. 
·         Bentuk jaring ayun adalah heksagonal. 
·         Agar serangga tidak keluar, usahakan waktu mengambil seranga dari jaring membelakangi sinar matahari. 
·         Jaring air harus lebih kuat untuk menahan kotoran dalam air, baik kawat lingkar dan bahan jaringnya. 
·         Untuk mengambil serangga yang ada, yang biasanya tercampur lumpur, biasanya lumpur ditaruh di suatu nampan dan diberi air lalu dikorek-korek untuk mendapatkan serangganya. 

4.  Koleksi dengan lembar-pengumpul (Beating sheets) :
·         Beberapa serangga pada tanaman sulit dikenali karena bentuknya mirip daun atau duri pada tanaman. 
·         Maka itu lembar-pengumpul merupakan alat yang tepat untuk mengkoleksi serangga tersebut dan jenis lain seperti kutu-kutuan serta tungau. Lembar untuk koleksi diletakkan di bawah bagian tanaman dan tanaman dipukul-pukul.  Koleksi serangga kecil dari lembar pengumpul dapat dilakukan dengan kuas yang dibasahi air.       

5.  Penyemprotan dengan insektisida knock-down :
·         Pada tanaman yang tinggi serangga sulit ditangkap. Penyemprotan/ pengkabutan dengan insektisida bereaksi cepat seperti piretroid sintetik.  

6.  Pengekstraksi :

·         Perangkap serangga yang dapat digunakan, diantaranya :
Ø  Panci kuning
Ø  Perekat
Ø  Kertas
Ø  Penjebak
Ø  Kupu-kupu
Ø  Feromone
Ø  Penyedot
Ø  Cahaya
Ø  Layar
Ø  Malaise
·         Sebelum dilakukan tahapan pengawetan dan perentangan, serangga dapat disimpan di amplop kertas, atau lebih dikenal dengan nama papilot.
·         Amplop ini bisa digunakan untuk menyimpan serangga bertubuh kecil dan bersayap lebar, seperti kupu-kupu dan capung, diluar amplopnya juga bisa digunakan untuk menuliskan data yang berhubungan dengan pengkoleksian.

KILLING AGENTS / STRATEGI
Persyaratan
  • Bila serangga akan diawetkan, sesudah serangga ditangkap, serangga harus dibunuh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau patah. 
  • Semacam botol pembunuh dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat dipakai dan berbagai bahan dapat dipakai sebagai agen pembunuh. 
  • Botol-botol yang digunakan sebaiknya adalah botol-botol yang menggunakan tutup gabus dan diberi label “RACUN” dan semua botol-botol gelas harus diperkuat dengan selotape untuk mencegah penyebaran kaca bila pecah. 
  • Beberapa material yang dapat digunakan sebagai agen pembunuh yaitu sianida, CaSO4, etil asetat, karbon tetroklorida, dan kloroform.

Strategi
·         Sebuah botol pembunuh sianida terdiri dari kapas dan karton yang harus dipadatkan rapat kebawah, dan karton harus memiliki beberapa lubang jarum didalamnya kemudian ditutup dengan gabus yang kompatibel dengan mulut botol. Sebuah botol sianida yang terbuat dari bubuk putih lembab CaSO4 lebih lama membuatnya tetapi lebih tahan lama.
  • Sianida harus dalam bentuk bubuk atau granul yang sangat halus, kemudian CaSO4 yang basah dituangkan ke dalam botol dan dibiarkan tidak bersumbat dan sebaiknya diletakkan diluar ruangan, sampai seluruh zat mengendap dan mengering. 
  • Botol disumbat dengan gabus, dasarnya di tape, diberi label racun dan sehari kemudian botol siap dipakai.
  • Untuk agen pembunuh yang lain, botol-botol yang memakai material-material ini terbuat dengan cara meletakkan beberapa macam material yang menyerap di dalam botol dan memasukkannya dengan agen tersebut.
  • Kapas adalah suatu material penyerap yang bagus tetapi harus ditutupi dengan selembar karton atau penyaring, kalau tidak serangga-serangga dapat terjebak dalam kapas dan sulit mengeluarkannya tanpa kerusakan.
  • Efisiensi sebuah botol pembunuh tergantung dari seberapa jauh  dan bagaimana dipakainya. 
  • Botol sebaiknya tidak dibiarkan tanpa sumbat lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk meletakkan serangga-serangga atau mengeluarkannya. 

PENGAWETAN DAN PERENTANGAN (MOUNTING/ PRESERVATION)
Kering
·                     Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan kering, terlebih dahulu harus dilakukan kegiatan perentangan serangga dengan menggunakan alat bantu.
·                     Spesimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk pengeringan yang cepat. 
·                     Banyak artropoda-artropoda bertubuh lunak dapat dikeringkan oleh pengeringan titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan hampa. 
·                     Teknik-teknik ini menghasilkan spesimen-spesimen yang tidak begitu rapuh, tidak menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan warna dan akibatnya tidak menunjukkan indikasi penyerapan kembali air atau pembusukan sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
Basah
  • Serangga-serangga yang biasa diawetkan dengan cara basah adalah serangga-serangga sebagai berikut :
  • Serangga-serangga bertubuh lunak
  • Serangga-serangga yang sangat kecil
  • Larva dan nimfa serangga
  • Artropoda-artropoda selain daripada serangga
  • Cairan yang biasa digunakan untuk pengawetan serangga adalah Etil Alkohol (70-80 %). 
  • Spesimen dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang memiliki penutup yang erat, berisi larutan pengawet dimana larutan harus diperiksa paling tidak sekali atau dua kali setahun sehingga cairan yang menguap dapat diganti.
Slide
  • Banyak artropoda kecil (kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain) seringkali isolatnya dibuat dalam bentuk slide, bagian-bagian tubuh demikian seperti tungkai-tungkai atau alat-alat kelamin paling bagus dipelajari bila dibuat preparat. 
  • Material yang dibuat preparat biasanya dipindahkan ke sebuah gelas objek diberi perlakuan khusus untuk menghasilkan preparat permanen atau preparat sementara.

LABELING
  • Nilai ilmiah dari seekor spesimen serangga sebagian besar tergantung pada informasi mengenai tanggal dan tempat penangkapannya dan juga mengenai keterangan tambahan seperti nama kolektor dan habitat.
  • Data-data yang diperlukan, adalah :
Ø  Lokasi dimana serangga ditemukan
Ø  Tanggal penangkapan serangga
Ø  Kolektor
Ø  Data ekologi serangga
Ø  Informasi yang diperoleh dari identifikasi
  • Dalam pembuatan label, digunakan kertas yang agak tebal dan kalau mungkin bebas asam (acid free paper). 
  • Penulisan label menggunakan pen dengan tinta permanen yang tahan alkohol, dengan ukuran 0,1 mm, atau menggunakan printer dengan tinta permanen.
  • Selain itu tulisan dalam label sebaiknya menggunakan bahasa Inggris.
  • Beberapa cara pemberian label berdasarkan cara pengawetannya, yaitu :

A. Kering
  • Pembuatan label harus di atas kertas putih yang kaku, memiliki ukuran yang sama besar. 
  • Label memuat keterangan tentang lokasi, tanggal, dan kolektor. 
  • Apabila terdapat dua atau lebih label pada pin harus disusun sejajar dan dibaca dari sisi yang sama.
  • Label yang digunakan pada setiap spesimen yang disimpan kering (pinned or mounted specimen):
1.  Label lokasi (paling atas)
Propinsi, Kabupaten, Lokasi spesifik
Tanggal koleksi
Nama kolektor
2.  Label data ekologi
Inang, habitat serangga, atau metode koleksi
3.  Label identifikasi
Famili serangga
Nama yang mengidentifikasi
Tahun identifikasi
B. Basah
  • Label untuk spesimen-spesimen yang diawetkan didalam cairan harus ditulis di atas kertas kasar berkualitas bagus dengan tinta tahan air dan ditempatkan di dalam wadah dengan spesimen-spesimen tersebut.
  Label untuk spesimen dalam EtOH 
C. Slide
  • Label untuk spesimen yang dibuat preparat mikroskopis di atas kaca objek ditempelkan di permukaan bagian atas gelas objek, pada satu atau kedua sisi-sisi kaca penutup.
Label untuk preparat mikroskop
PENYIMPANAN
  • Spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara sistematik  harus disusun dan dilindungi dari hama-hama, cahaya dan kelembaban. 
  • Serangga serangga yang dipin harus disimpan dalam kotak-kotak yang anti debu memiliki bagian bawah yang lunak yang memudahkan untuk menyusun pin didalamnya. 
  • Untuk serangga yang diawetkan didalam cairan, botol-botol yang berisi spesimen harus diisi penuh dengan cairan dan diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya kemudian ditutup dengan tutup karet yang sesuai dengan ukuran mulut botol.
Material serangga yang diawetkan dengan metode slide, disimpan pada kotak-kotak yang memiliki dasar yang lunak dan disusun satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan didalam kotak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar