Cara Pengawetan
Pengawetan hewan secara kering umumnya meliputi awetan utuh (obset),
rangka, histokimia, awetan lateks, embedding dalam resin, dll. Awetan utuh
(obset) secara sederhana dibuat hanya dengan menguliti hewan dan menggantikan
dagingnya dengan bahan-bahan yang tidak mudah busuk seperti kapas, sabut
kelapa, atau serbuk gergaji.
Alat-alat
- Skalpel kecil atau pisau, gunting kecil, pinset, jarum dan benang, tang, kawat kecil dan besar, toples bius, kertas, injeksi, mata palsu, papan dudukan bahan-bahan
- Serbuk kayu, kapas, sabut kelapa, tepung jagung (maezena) sebagai absorben, borak, wax (malam), benang kasur, alkohol, formalin, pembasmi serangga.
Prosedur/ cara kerja
1.
Letakkan ikan pada papan bedah
2.
Ukur dan catat data pada ikan
tersebut (panjang total, panjang ekor, lebar badan, warna paruh, warna mata)
3.
Buang semua bagian isi perut
ikan tersebut
4.
Taburkan segera tepung jagung
sebagai absorben pada setiap bercak darah yang mungkin melekat pada kulit
5.
Keluarkan isi otak ikan,
menggunakan pinset dan kapas.
6.
Balikkan kulit pada kepala,
hingga nampak kedua mata, ambil mata tersebut dengan pinset dan bersihkan
dengan kapas.
7.
Gantikan isi otak ikan dengan
tanah liat atau malam (wax).
8.
Taburi kulit ikan dengan borak
atau arsenikum secara merata pada bagian dalamnya, menggunakan kapas pada ujung
pinset
9.
Masukkan badan tiruan tersebut
kedalam kulit ikan dengan cara mengaitkan ujung kawat pada tengah tengkorak
10.
Tutup bekas bedah dengan
kertas, kemudian jahit bagian tersebut, tambahkan kapas atau serbuk gergaji
jika terasa longgar badan tiruannya.
11.
Pasang mata palsu pada ikan
menggunakan lem.
12.
Suntik bagian tubuh ikan
seluruhnya dengan formalin 10 %. Kemudian semprot dengan obat anti serangga.
Menoleksi Tumbuhan
LIPI Punya Hak Koleksi Tumbuhan Langka
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI) yang merupakan
lembaga negara mempunyai Scientific Authority dan berhak mengoleksi tumbuhan
termasuk yang langka untuk kepentingan negara. Hal itu dikemukakan Ir. Agoes
Sriyanto MS pejabat dari Direktorta Konservasi Ditjen PHKA Departemen Kehutanan
pada workshop sehari pengusulan kawasan pegunungan Muller sebagai taman
nasional di Puruk Cahu, akhir pekan.
Koleksi beberapa tumbuhan yang ada di Indonesia termasuk di wilayah
pegunungan Muller di wilayah kabupaten Murung Raya (Mura) dan kabupaten Barito
Utara (Barut) Kalimantan Tengah tersebut disimpan dalam herbarium yang di Kebun
Raya Bogor.
"Bahkan hasil koleksi dari penelitian LIPI tersebut
dapat dilihat dalam waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun," katanya
menanggapi keberatan salah seorang yang mengaku peneliti sekaligus Direktur
Flora Fauna Foundation (FFF), Tallau yang berkantor di Puruk Cahu.
Dalam keberatannya Direktur FFF tersebut menyatakan
selaku lembaga lokal hasil penelitian LIPI tersebut yang membawa beberapa
anggrek lokal Kalteng untuk segera di kembalikan kehabitatnya.
Selain itu masih dalam surat keberatannya, pemerintah harus
melibatkan lembaga peneliti lokal melakukan inventarisasi agar terjadi proses
pembinaan di daerah karena peneliti lokal juga punya kemampuan dan punya
jaringan kerjasama.
Menurut Agoes Sriyanto, LIPI merupakan lembaga yang
telah diakui keberadaannya sebagai lembaga peneliti baik di dalam negeri maupun
luas negeri dan Dephutbun memegang manajemen otoritas hutan dengan mengijinkan
pihak LIPI untuk melakukan eksplarasi/penelitian keanekaramagan hayati di
kawasan hutan pegunungan Muller.
Kesempatan yang sama Koordinator program "Heart Of
Borneo"-WWF Indonesia Dr. Bambang Supriyanto juga ikut menanggapi
keberatan Direktur FFF itu dengan meminta hasil laporan dan penelitian anggrek
selama enam tahun di gunung Bondang kabupaten Mura.
"Kami minta bukti laporan penelitian tersebut dan
mohon diperlihatkan pada kegiatan ini," katanya. Menanggapi permintaan
tersebut, Tallau berkilah dengan mengatakan kami hanya mengirim laporan ke
Amerika Serikat dan tidak memberikan buku hasil penelitian kepada siapapun.
Sementara itu peneliti LIPI dari Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB) Drs R Hendrian MSc melalui Ketua yayasan
Gunung Lumut-Muller Muara Teweh, Drs. Syahdan Sindrah menanggapi permintaan
Direktur FFF untuk dilibatkan dalam penelitian.
Dalam tanggapannya dia mempertanyakan berperan sebagai
apa Tallau tersebut dan biayanya nanti menjadi beban siapa, selain itu apa nama
lembaga penelitiannya serta sertifikasi sebagai peneltiai dari lembaga mana.
Namun dalam pertemuan tersebut Direktur FFF itu tidak
bisa memberikan jawaban dan, meski demikian pihak LIPI tetap memberikan
kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memberikan jawaban melalui surat
Preparat
Cara Pakai Preparat Mata
Posted by Lili Shafwatunnida
Published in Tentang Obat dan Penyakit
Guys,, kamu semua pasti pernah pake obat buat mata, baik berupa
tetes mata atau pun salep mata,,but, kamu yakin cara pakai kamu dah bener? Gini
nih cara yg bener, take a look Yah, biar ga salah n obat kamu memberikan efek
yg optimal..
1.
TETES MATA Penting nih, ujung
alat penetes (ujung wadah tetes mata) ga boleh tersentuh oleh benda apapun,
baik tangan, benda lain, termasuk mata, and selalu ditutup rapat habis digunakan.
Cuci tangan kamu, trus kepala ditengadahkan, tarik mata bagian bawah dengan
jari telunjuk untuk membuka kantung konjungtiva (kantung mata), teteskan obat
pada kantung konjungtiva dan tutup mata kamu selama 1 - 2 menit, usahakan
jangan mengedip ya..Trus, ujung mata dekat hidung ditekan-tekan pelan selama 1
- 2 menit.. udah deh.. oops,, jangan lupa cuci tangan kamu lagi n tutup wadah
dengan rapat oke? Klo kamu mau memberikan obat tetes mata buat anak-anak,
misalnya ade’ kamu, ponakan, anak tetangga, atau siapapun yg berwujud
anak-anak, cara penggunaannya agak beda nih, yaitu: - baringkan anak telentang
dengan kepala lurus - mintalah si anak itu untuk memejamkan mata - teteskan
sejumlah yg dianjurkan ke sudut mata - jaga agar kepala tetap lurus - bersihkan
cairan yg berlebihan, dan ciptakan suasana yg menyenangkan buat si anak..
2.
SALEP MATA Sama nih kaya tetes
mata, ujung tube/wadah salep mata ga boleh tersentuh oleh apapun and sebelum
pake cucu tangan kamu buat menghindari kontaminasi.. Tengadahkan kepala kamu,
trus kelopak mata bawah ditarik untuk membuka kantung konjungtivanya, tube
salep ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva,,tutup mata kamu 1 -
2 menit dan bola mata digerakkan ke kiri, kanan, atas, dan bawah.. Bis ituh,
ujung tube diusap pake tisu yg bersih dan wadahnya ditutup rapat,and jangan
lupa buat cuci tangan kamu.. yup itu adalah cara penggunaan preparat mata yg
dianjurkan klo kamu mau dapat efek yg optimal dan aman, selamt mencoba..
Pembuatan Slide Preparat
Bagaimana sebenarnya pembuatan slide preparat mikroskop?
tahapan – tahapan ini juga tergantung dari slide preparat apa yang diinginkan.
Misalnya Preparat tumbuhan dan preparat hewan/histology berbeda tentunya dalam
hal proses ataupun tahapan pembuatannya. Begitu juga di beberapa bidang ilmu
atau instansi tertentu juga memiliki jenis preparat yang berbeda. Pada posting
artikel kali ini saya akan lebih fokus kepada pembuatan slide prepaarat
tumbuhan dan hewan . Sebelum saya mulai tahapan – tahapan pembuatan slide
preparat ini, ada beberapa hal perlu diketahui bahwa tahapan yang saya berikan
ini hanya salah satu langkah dari sekian banyak langkah atau metode pembuatan
slide preparat. Jadi terserah Anda mau mengikuti atau tidak, tapi setidak – tidaknya,
mudah - mudahan artikel yang sederhana
ini bisa membuat sedikit tambahan wawasan khususnya bagaimana cara membuat
slide preparat mikroskop.
Ilmu yang berhubungan dengan pembuatan preparat ini
sering dikenal dengan Mikroteknik (dalam hal ini Mikroteknik Tumbuhan), yang
khusus mempelajari pembuatan preparat (sediaan) awet atau sementara. Diantara
teknik – teknik yang ada, maka pembuatan preparat dengan metode parafin serta
preparat kayulah yang akan dibahas dalam artikel ini. Dalam metode paraffin,
bahan disimpan dalam parafin agar kemudian dapat dibuat sayatan - sayatan tipis
yang dikenakan pewarnaan sebelum diamati dengan mikroskop.
Penyatan kayu memerlukan proses persiapan tersendiri.
Adanya perbedaan-perbedaan yang khas bagi setiap spesies memerlukan sedikit
pengetahuan mengenai siklus hidup spesies yang bersangkutan, stadium
pertumbuhannya disamping pengetahuan mengenai struktur dan sifat kimia berbagai
macam jaringan dalam bahan tersebut, kemudian reaksi yang mungkin terjadi
terhadap reagen-reagen yang akan dikenakan kepadanya.
KOLEKSI DAN PENGAWETAN SERANGGA
Cara mengumpulkan serangga dapat dilakukan bermacam-macam,
tergantung kepada jenis serangga dan tujuan pembuatan koleksi tersebut.
Urutan kegiatan koleksi dan pengawetan serangga, dilakukan seperti
bagan di bawah ini :
MENGUMPULKAN SERANGGA
Serangga-serangga praktis dapat ditemukan dimana-mana dan selalu
dalam jumlah yang banyak.
Semakin banyak tempat yang dikunjungi orang untuk mencari serangga,
maka akan semakin besar variasi serangga yang akan diperoleh dalam pengumpulan.
Untuk mengumpulkan serangga perlu memperhatikan musim, cuaca dan
waktu tertentu dimana populasinya tinggi, akan tetapi untuk memperoleh
keragaman yang terbesar harus mengumpulkan sepanjang tahun karena jenis yang
berbeda aktif pada waktu-waktu yang berbeda.
Bahan dan Alat Pengumpulan
Serangga
Alat-alat berikut biasanya
digunakan ketika mengumpulkan serangga :
Ø Jaring serangga
Ø Botol-botol pembunuh
Ø Kotak pil yang
mengandung kertas tissue
Ø Amplop-amplop, atau
kertas untuk membuat amplop
Ø Botol-botol kecil
bermulut lebar untuk pengawetan
Ø penjepit-penjepit
Ø Lensa lapang
Ø Kertas-kertas lembaran
putih biasa
Ø Alat penyedot
Ø Payung pemukul atau
lembaran kain
Ø Penyaring
Ø Perangkap
Ø Alat pemgumpul akuatik
Ø Lampu kepala
Ø Pisau lipat
Ø Kuas bulu onta
Untuk metode khusus digunakan alat-alat sebagai berikut :
Ø Aspirator
Ø Lubang Perangkap
(pitfall trap)
Ø Corong Berlese
Ø Beating Sheets
Ø Cahaya
Ø Baits
Metode Pengumpulan
Metode pengumpulan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara
tergantung pada jenis serangga dan habitatnya, metode yang dapat dilakukan
diantaranya :
1. Aspirator :
Alat ini digunakan untuk menangkap serangga kecil yang aktif bergerak
seperti parasitoid kecil, lalat kecil, wereng dll.
Aspiraor juga digunakan untuk mengambil serangga-serangga kecil yang
tertangkap dari jaring serangga.
Aspirator biasanya terbuat dari tabung kaca sebagai tempat pengumpul
serangga dan ditutup dengan karet yang diberi lubang untuk untuk dua pipa, yang
satu untuk mengisap serangga ke dalam tabung dan lainnya ke mulut untuk
menghisap udara.
2. Koleksi dengan tangan :
Banyak serangga terdapat pada tanaman, di serasah, di bawah batu dan
tempat-tempat lain yang dapat dicari dan dikoleksi langsung dengan tangan. Pada
tanaman, serangga dari berbagai stadia (telur, larva/nimfa, pupa, dan imago)
dapat ditemukan di daun, batang/kayu, dan atau akar.
Banyak larva berbagai serangga terdapat pada kayu atau bahan organik
yang membusuk, seperti kayu lapuk, bangkai binatang dan lain-lain.
Koleksi dengan tangan membawa resiko, khusunya apabila serangga yang
ditangkap beracun, oleh karena itu alat seperti forcep atau kaos tangan dapat
digunakan untuk menghindari bahaya terhadap tangan.
3. Koleksi dengan jaring
serangga :
Jaring serangga meruapakan alat yang paling banyak dan umum diguakan
untuk koleksi serangga.
Pada dasarnya ada tiga jenis jaring serangga yaitu: jaring udara
(aerial net), jaring ayun (sweep net), dan jaring air (aquatic net).
Jaring udara digunakan untuk menangkap serangga terbang seperti
kupu-kupu, lalat, belalang, lebah, dan capung.
Jaring serangga mempunyai diameter 35 cm pada bagian depan dan
panjang jaring 50 cm. Tongkat tangkai
jaring biasanya sepanjang 100 cm.
Jaring ayun untuk menangkap serangga pada daun-daunan atau
rerumputan.
Bentuk jaring ayun adalah heksagonal.
Agar serangga tidak keluar, usahakan waktu mengambil seranga dari
jaring membelakangi sinar matahari.
Jaring air harus lebih kuat untuk menahan kotoran dalam air, baik
kawat lingkar dan bahan jaringnya.
Untuk mengambil serangga yang ada, yang biasanya tercampur lumpur,
biasanya lumpur ditaruh di suatu nampan dan diberi air lalu dikorek-korek untuk
mendapatkan serangganya.
4. Koleksi dengan
lembar-pengumpul (Beating sheets) :
Beberapa serangga pada tanaman sulit dikenali karena bentuknya mirip
daun atau duri pada tanaman.
Maka itu lembar-pengumpul merupakan alat yang tepat untuk
mengkoleksi serangga tersebut dan jenis lain seperti kutu-kutuan serta tungau.
Lembar untuk koleksi diletakkan di bawah bagian tanaman dan tanaman
dipukul-pukul. Koleksi serangga kecil
dari lembar pengumpul dapat dilakukan dengan kuas yang dibasahi air.
5. Penyemprotan dengan insektisida
knock-down :
Pada tanaman yang tinggi serangga sulit ditangkap. Penyemprotan/
pengkabutan dengan insektisida bereaksi cepat seperti piretroid sintetik.
6. Perangkap serangga :
Perangkap serangga yang dapat digunakan, diantaranya :
Ø Panci kuning
Ø Perekat
Ø Kertas
Ø Penjebak
Ø Kupu-kupu
Ø Feromone
Ø Penyedot
Ø Cahaya
Ø Layar
Ø Malaise
Sebelum dilakukan tahapan pengawetan dan perentangan, serangga dapat
disimpan di amplop kertas, atau lebih dikenal dengan nama papilot.
Amplop ini bisa digunakan untuk menyimpan serangga bertubuh kecil
dan bersayap lebar, seperti kupu-kupu dan capung, diluar amplopnya juga bisa
digunakan untuk menuliskan data yang berhubungan dengan pengkoleksian.
KILLING AGENTS / STRATEGI
Persyaratan
Bila serangga akan diawetkan, sesudah serangga ditangkap, serangga
harus dibunuh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau patah.
Semacam botol pembunuh dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat
dipakai dan berbagai bahan dapat dipakai sebagai agen pembunuh.
Botol-botol yang digunakan sebaiknya adalah botol-botol yang
menggunakan tutup gabus dan diberi label “RACUN” dan semua botol-botol gelas
harus diperkuat dengan selotape untuk mencegah penyebaran kaca bila pecah.
Beberapa material yang dapat digunakan sebagai agen pembunuh yaitu
sianida, CaSO4, etil asetat, karbon tetroklorida, dan kloroform.
Strategi
Sebuah botol pembunuh sianida terdiri dari kapas dan karton yang
harus dipadatkan rapat kebawah, dan karton harus memiliki beberapa lubang jarum
didalamnya kemudian ditutup dengan gabus yang kompatibel dengan mulut botol.
Sebuah botol sianida yang terbuat dari bubuk putih lembab CaSO4 lebih lama
membuatnya tetapi lebih tahan lama.
Sianida harus dalam bentuk bubuk atau granul yang sangat halus,
kemudian CaSO4 yang basah dituangkan ke dalam botol dan dibiarkan tidak
bersumbat dan sebaiknya diletakkan diluar ruangan, sampai seluruh zat mengendap
dan mengering.
Botol disumbat dengan gabus, dasarnya di tape, diberi label racun
dan sehari kemudian botol siap dipakai.
Untuk agen pembunuh yang lain, botol-botol yang memakai
material-material ini terbuat dengan cara meletakkan beberapa macam material
yang menyerap di dalam botol dan memasukkannya dengan agen tersebut.
Kapas adalah suatu material penyerap yang bagus tetapi harus
ditutupi dengan selembar karton atau penyaring, kalau tidak serangga-serangga
dapat terjebak dalam kapas dan sulit mengeluarkannya tanpa kerusakan.
Efisiensi sebuah botol pembunuh tergantung dari seberapa jauh dan bagaimana dipakainya.
Botol sebaiknya tidak dibiarkan tanpa sumbat lebih lama dari waktu
yang diperlukan untuk meletakkan serangga-serangga atau mengeluarkannya.
PENGAWETAN DAN PERENTANGAN (MOUNTING/
PRESERVATION)
Pengawetan Kering
Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan kering,
terlebih dahulu harus dilakukan kegiatan perentangan serangga dengan
menggunakan alat bantu.
Spesimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk
pengeringan yang cepat.
Banyak artropoda-artropoda bertubuh lunak dapat dikeringkan oleh
pengeringan titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan hampa.
Teknik-teknik ini menghasilkan spesimen-spesimen yang tidak begitu
rapuh, tidak menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan warna dan
akibatnya tidak menunjukkan indikasi penyerapan kembali air atau pembusukan
sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
Pengawetan Basah
Serangga-serangga yang biasa diawetkan dengan cara basah adalah
serangga-serangga sebagai berikut :
- Serangga-serangga bertubuh lunak
- Serangga-serangga yang sangat kecil
- Larva dan nimfa serangga
- Artropoda-artropoda selain daripada serangga
- Cairan yang biasa digunakan untuk pengawetan serangga adalah Etil Alkohol (70-80 %).
Spesimen dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang memiliki penutup
yang erat, berisi larutan pengawet dimana larutan harus diperiksa paling tidak
sekali atau dua kali setahun sehingga cairan yang menguap dapat diganti.
Slide
Banyak artropoda kecil (kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain)
seringkali isolatnya dibuat dalam bentuk slide, bagian-bagian tubuh demikian
seperti tungkai-tungkai atau alat-alat kelamin paling bagus dipelajari bila
dibuat preparat.
Material yang dibuat preparat biasanya dipindahkan ke sebuah gelas
objek diberi perlakuan khusus untuk menghasilkan preparat permanen atau
preparat sementara.
LABELING
Nilai ilmiah dari seekor spesimen serangga sebagian besar tergantung
pada informasi mengenai tanggal dan tempat penangkapannya dan juga mengenai keterangan
tambahan seperti nama kolektor dan habitat.
Data-data yang diperlukan, adalah :
Ø Lokasi dimana serangga
ditemukan
Ø Tanggal penangkapan
serangga
Ø Kolektor
Ø Data ekologi serangga
Ø Informasi yang diperoleh
dari identifikasi
Dalam pembuatan label, digunakan kertas yang agak tebal dan kalau
mungkin bebas asam (acid free paper).
Penulisan label menggunakan pen dengan tinta permanen yang tahan
alkohol, dengan ukuran 0,1 mm, atau menggunakan printer dengan tinta permanen.
Selain itu tulisan dalam label sebaiknya menggunakan bahasa Inggris.
Beberapa cara pemberian label berdasarkan cara pengawetannya, yaitu
:
A. Pengwetan Kering
Pembuatan label harus di atas kertas putih yang kaku, memiliki
ukuran yang sama besar.
Label memuat keterangan tentang lokasi, tanggal, dan kolektor.
Apabila terdapat dua atau lebih label pada pin harus disusun sejajar dan dibaca
dari sisi yang sama. Label yang digunakan pada setiap spesimen yang disimpan
kering (pinned or mounted specimen):
1. Label lokasi (paling atas)
Propinsi, Kabupaten, Lokasi spesifik
Tanggal koleksi
Nama kolektor
2. Label data ekologi
Inang, habitat serangga, atau metode koleksi
3. Label identifikasi
Famili serangga
Nama yang mengidentifikasi
Tahun identifikasi
Label lokasi Label data ekologi Label identifikasi
B. Pengawetan Basah
Label untuk spesimen-spesimen yang diawetkan didalam cairan harus
ditulis di atas kertas kasar berkualitas bagus dengan tinta tahan air dan
ditempatkan di dalam wadah dengan spesimen-spesimen tersebut.
Label untuk spesimen dalam EtOH
C. Slide
Label untuk spesimen yang dibuat preparat mikroskopis di atas kaca
objek ditempelkan di permukaan bagian atas gelas objek, pada satu atau kedua
sisi-sisi kaca penutup. Label untuk preparat mikroskop.
PENYIMPANAN
Spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara sistematik harus disusun dan dilindungi dari hama-hama,
cahaya dan kelembaban. Serangga serangga yang dipin harus disimpan dalam
kotak-kotak yang anti debu memiliki bagian bawah yang lunak yang memudahkan
untuk menyusun pin didalamnya. Untuk serangga yang diawetkan didalam cairan,
botol-botol yang berisi spesimen harus diisi penuh dengan cairan dan diusahakan
agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya kemudian ditutup dengan tutup
karet yang sesuai dengan ukuran mulut botol. Material serangga yang diawetkan
dengan metode slide, disimpan pada kotak-kotak yang memiliki dasar yang lunak
dan disusun satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan
didalam kotak.
Partikel Dasar Penyusun Materi
Dapat berupa :
1)
Atom
-
Atom adalah partikel terkecil
dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu.
-
Atom suatu unsur diberi lambang
sama dengan lambang unsur tersebut
2)
Molekul
3)
Atom adalah partikel terkecil
dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu ü Atom suatu unsur
diberi lambang sama dengan lambang unsur tersebut ü Contoh : Na, Mg, Ba, Ca, Fe
2) Molekul
§ Molekul adalah partikel
netral yang terdiri dari 2 atau lebih atom, baik atom sejenis maupun atom yang
berbeda.
§ Molekul yang terdiri dari
sejenis atom disebut Molekul Unsur
§ Molekul yang terdiri dari
atom-atom yang berbeda disebut Molekul Senyawa
§ Contoh : H2O; CO2; H2SO4
3) Ion
Ø Ion adalah atom atau
kumpulan atom yang bermuatan listrik
Ø Ion yang bermuatan positif
disebut Kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut Anion
Ø Ion yang terdiri dari 1
atom disebut Ion Tunggal ( monoatom ), sedangkan ion yang terdiri dari 2 atau
lebih atom disebut Ion Poliatom
Ø Contoh :
Kation Tunggal : Na+, K+
Kation Poliatom : NH4+ , H3O+
Anion Tunggal : Cl-, S2-
Anion Poliatom : NO3-, OH-
Partikel Unsur ( bisa berupa atom ; bisa berupa molekul )
a. Pada umumnya, setiap
unsur termasuk unsur logam mempunyai partikel berupa Atom
b. Hanya beberapa unsur
non logam yang partikelnya berupa Molekul ( contoh hidrogen H2 ; fosforus P4 ;
belerang S8 )
c. Molekul yang terdiri
atas 2 atom disebut Molekul Diatomik ( contoh molekul hidrogen, nitrogen )
d. Molekul yang terdiri
atas lebih dari 2 atom disebut Molekul Poliatomik ( contoh molekul fosforus,
belerang )
Partikel Senyawa ( bisa berupa molekul ; bisa berupa ion )
o Dapat berupa Molekul (
disebut Senyawa Molekul ) atau Ion ( disebut Senyawa Ion )
o Senyawa dari unsur logam
termasuk senyawa ion, sedangkan senyawa dari unsur non logam termasuk senyawa
molekul.
Contoh senyawa molekul : air ( H2O ) ; senyawa ion : Kalsium
karbonat ( CaCO3 )
Rumus Kimia
Menyatakan jenis dan jumlah relatif atom yang menyusun suatu zat.
Dibedakan menjadi 3 :
a. Rumus Molekul
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun molekul suatu zat
Contoh : rumus molekul air ( H2O )
b. Rumus Kimia Senyawa
Ion
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun suatu senyawa ion
Ciri khas senyawa ion adalah salah satu atom penyusun senyawa
tersebut bersifat logam ( letaknya di depan )
Contoh : Mg(NO3)2 ; BaCl2 ; CuSO4 ; NaCl
c. Rumus Empiris
Disebut juga Rumus Perbandingan; menyatakan jenis dan perbandingan
paling sederhana dari atom-atom dalam suatu senyawa
Contoh : Etuna dengan rumus molekul C2H2 dan mempunyai rumus empiris
CH
Rumus kimia senyawa ion adalah rumus empiris
Contoh : garam dapur ( NaCl
KOLEKSI
DAN PENGAWETAN SERANGGA
- Cara mengumpulkan serangga dapat dilakukan bermacam-macam, tergantung kepada jenis serangga dan tujuan pembuatan koleksi tersebut.
- Urutan kegiatan koleksi dan pengawetan serangga, dilakukan seperti bagan di bawah ini :
MENGUMPULKAN SERANGGA
- Serangga-serangga praktis dapat ditemukan dimana-mana dan selalu dalam jumlah yang banyak.
- Semakin banyak tempat yang dikunjungi orang untuk mencari serangga, maka akan semakin besar variasi serangga yang akan diperoleh dalam pengumpulan.
·
Untuk mengumpulkan serangga perlu memperhatikan musim,
cuaca dan waktu tertentu dimana populasinya tinggi, akan tetapi untuk
memperoleh keragaman yang terbesar harus mengumpulkan sepanjang tahun karena
jenis yang berbeda aktif pada waktu-waktu yang berbeda.
Bahan dan Alat Pengumpulan Serangga
- Alat-alat berikut biasanya digunakan ketika mengumpulkan serangga :
Ø Jaring
serangga
Ø
Botol-botol pembunuh
Ø Kotak pil
yang mengandung kertas tissue
Ø
Amplop-amplop, atau kertas untuk membuat amplop
Ø
Botol-botol kecil bermulut lebar untuk pengawetan
Ø
penjepit-penjepit
Ø Lensa
lapang
Ø
Kertas-kertas lembaran putih biasa
Ø Alat
penyedot
Ø Payung
pemukul atau lembaran kain
Ø Penyaring
Ø Perangkap
Ø Alat
pemgumpul akuatik
Ø Lampu
kepala
Ø Pisau
lipat
Ø Kuas bulu
onta
- Untuk metode khusus digunakan alat-alat sebagai berikut :
Ø
Aspirator
Ø
Lubang Perangkap (pitfall trap)
Ø
Corong Berlese
Ø Beating Sheets
Ø Cahaya
Ø Baits
Metode Pengumpulan
- Metode pengumpulan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada jenis serangga dan habitatnya, metode yang dapat dilakukan diantaranya :
1. Aspirator
:
·
Alat ini digunakan untuk menangkap serangga kecil yang
aktif bergerak seperti parasitoid kecil, lalat kecil, wereng dll.
·
Aspiraor juga digunakan untuk mengambil serangga-serangga
kecil yang tertangkap dari jaring serangga.
·
Aspirator biasanya terbuat dari tabung kaca sebagai tempat
pengumpul serangga dan ditutup dengan karet yang diberi lubang untuk untuk dua
pipa, yang satu untuk mengisap serangga ke dalam tabung dan lainnya ke mulut
untuk menghisap udara.
2. Koleksi
dengan tangan :
·
Banyak serangga terdapat pada tanaman, di serasah, di
bawah batu dan tempat-tempat lain yang dapat dicari dan dikoleksi langsung
dengan tangan. Pada tanaman,
serangga dari berbagai stadia (telur, larva/nimfa, pupa, dan imago) dapat
ditemukan di daun, batang/kayu, dan atau akar.
·
Banyak larva berbagai serangga terdapat pada kayu atau
bahan organik yang membusuk, seperti kayu lapuk, bangkai binatang dan
lain-lain.
·
Koleksi dengan tangan membawa resiko, khusunya apabila
serangga yang ditangkap beracun, oleh karena itu alat seperti forcep atau kaos
tangan dapat digunakan untuk menghindari bahaya terhadap tangan.
3. Koleksi
dengan jaring serangga :
·
Jaring serangga meruapakan alat yang paling banyak dan
umum diguakan untuk koleksi serangga.
·
Pada dasarnya ada tiga jenis jaring serangga yaitu: jaring
udara (aerial net), jaring ayun (sweep net), dan jaring
air (aquatic net).
·
Jaring udara digunakan untuk menangkap serangga terbang
seperti kupu-kupu, lalat, belalang, lebah, dan capung.
·
Jaring serangga mempunyai diameter 35 cm pada bagian
depan dan panjang jaring 50 cm. Tongkat tangkai jaring biasanya sepanjang
100 cm.
·
Jaring ayun untuk menangkap serangga pada daun-daunan
atau rerumputan.
·
Bentuk jaring ayun adalah heksagonal.
·
Agar serangga tidak keluar, usahakan waktu mengambil
seranga dari jaring membelakangi sinar matahari.
·
Jaring air harus lebih kuat untuk menahan kotoran dalam
air, baik kawat lingkar dan bahan jaringnya.
·
Untuk mengambil serangga yang ada, yang biasanya
tercampur lumpur, biasanya lumpur ditaruh di suatu nampan dan diberi air lalu
dikorek-korek untuk mendapatkan serangganya.
4. Koleksi
dengan lembar-pengumpul (Beating sheets) :
·
Beberapa serangga pada tanaman sulit dikenali karena
bentuknya mirip daun atau duri pada tanaman.
·
Maka itu lembar-pengumpul merupakan alat yang tepat untuk
mengkoleksi serangga tersebut dan jenis lain seperti kutu-kutuan serta tungau. Lembar untuk koleksi diletakkan di bawah bagian tanaman
dan tanaman dipukul-pukul. Koleksi serangga kecil dari lembar pengumpul
dapat dilakukan dengan kuas yang dibasahi air.
5.
Penyemprotan dengan insektisida knock-down :
·
Pada tanaman yang tinggi serangga sulit ditangkap.
Penyemprotan/ pengkabutan dengan insektisida bereaksi cepat seperti piretroid
sintetik.
6.
Pengekstraksi :
7. Perangkap
serangga :
Ø Panci kuning
Ø Perekat
Ø Kertas
Ø Penjebak
Ø Kupu-kupu
Ø Feromone
Ø Penyedot
Ø Cahaya
Ø Layar
Ø Malaise
·
Sebelum dilakukan tahapan pengawetan dan perentangan,
serangga dapat disimpan di amplop kertas, atau lebih dikenal dengan nama
papilot.
·
Amplop
ini bisa digunakan untuk menyimpan serangga bertubuh kecil dan bersayap lebar,
seperti kupu-kupu dan capung, diluar amplopnya juga bisa digunakan untuk
menuliskan data yang berhubungan dengan pengkoleksian.
KILLING AGENTS / STRATEGI
Persyaratan
- Bila serangga akan diawetkan, sesudah serangga ditangkap, serangga harus dibunuh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau patah.
- Semacam botol pembunuh dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat dipakai dan berbagai bahan dapat dipakai sebagai agen pembunuh.
- Botol-botol yang digunakan sebaiknya adalah botol-botol yang menggunakan tutup gabus dan diberi label “RACUN” dan semua botol-botol gelas harus diperkuat dengan selotape untuk mencegah penyebaran kaca bila pecah.
- Beberapa material yang dapat digunakan sebagai agen pembunuh yaitu sianida, CaSO4, etil asetat, karbon tetroklorida, dan kloroform.
Strategi
·
Sebuah botol pembunuh sianida terdiri dari kapas dan
karton yang harus dipadatkan rapat kebawah, dan karton harus memiliki beberapa
lubang jarum didalamnya kemudian ditutup dengan gabus yang kompatibel dengan
mulut botol. Sebuah botol sianida yang terbuat dari bubuk putih lembab CaSO4
lebih lama membuatnya tetapi lebih tahan lama.
- Sianida harus dalam bentuk bubuk atau granul yang sangat halus, kemudian CaSO4 yang basah dituangkan ke dalam botol dan dibiarkan tidak bersumbat dan sebaiknya diletakkan diluar ruangan, sampai seluruh zat mengendap dan mengering.
- Botol disumbat dengan gabus, dasarnya di tape, diberi label racun dan sehari kemudian botol siap dipakai.
- Untuk agen pembunuh yang lain, botol-botol yang memakai material-material ini terbuat dengan cara meletakkan beberapa macam material yang menyerap di dalam botol dan memasukkannya dengan agen tersebut.
- Kapas adalah suatu material penyerap yang bagus tetapi harus ditutupi dengan selembar karton atau penyaring, kalau tidak serangga-serangga dapat terjebak dalam kapas dan sulit mengeluarkannya tanpa kerusakan.
- Efisiensi sebuah botol pembunuh tergantung dari seberapa jauh dan bagaimana dipakainya.
- Botol sebaiknya tidak dibiarkan tanpa sumbat lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk meletakkan serangga-serangga atau mengeluarkannya.
PENGAWETAN DAN
PERENTANGAN (MOUNTING/ PRESERVATION)
Kering
·
Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan
kering, terlebih dahulu harus dilakukan kegiatan perentangan
serangga dengan menggunakan alat
bantu.
·
Spesimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan
ke dalam sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk
pengeringan yang cepat.
·
Banyak artropoda-artropoda bertubuh lunak dapat
dikeringkan oleh pengeringan titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan
hampa.
·
Teknik-teknik ini menghasilkan spesimen-spesimen yang
tidak begitu rapuh, tidak menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan
warna dan akibatnya tidak menunjukkan indikasi penyerapan kembali air atau
pembusukan sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
Basah
- Serangga-serangga yang biasa diawetkan dengan cara basah adalah serangga-serangga sebagai berikut :
- Serangga-serangga bertubuh lunak
- Serangga-serangga yang sangat kecil
- Larva dan nimfa serangga
- Artropoda-artropoda selain daripada serangga
- Cairan yang biasa digunakan untuk pengawetan serangga adalah Etil Alkohol (70-80 %).
- Spesimen dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang memiliki penutup yang erat, berisi larutan pengawet dimana larutan harus diperiksa paling tidak sekali atau dua kali setahun sehingga cairan yang menguap dapat diganti.
Slide
- Banyak artropoda kecil (kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain) seringkali isolatnya dibuat dalam bentuk slide, bagian-bagian tubuh demikian seperti tungkai-tungkai atau alat-alat kelamin paling bagus dipelajari bila dibuat preparat.
- Material yang dibuat preparat biasanya dipindahkan ke sebuah gelas objek diberi perlakuan khusus untuk menghasilkan preparat permanen atau preparat sementara.
LABELING
- Nilai ilmiah dari seekor spesimen serangga sebagian besar tergantung pada informasi mengenai tanggal dan tempat penangkapannya dan juga mengenai keterangan tambahan seperti nama kolektor dan habitat.
- Data-data yang diperlukan, adalah :
Ø
Lokasi
dimana serangga ditemukan
Ø
Tanggal
penangkapan serangga
Ø
Kolektor
Ø
Data
ekologi serangga
Ø
Informasi
yang diperoleh dari identifikasi
- Dalam pembuatan label, digunakan kertas yang agak tebal dan kalau mungkin bebas asam (acid free paper).
- Penulisan label menggunakan pen dengan tinta permanen yang tahan alkohol, dengan ukuran 0,1 mm, atau menggunakan printer dengan tinta permanen.
- Selain itu tulisan dalam label sebaiknya menggunakan bahasa Inggris.
- Beberapa cara pemberian label berdasarkan cara pengawetannya, yaitu :
A. Kering
- Pembuatan label harus di atas kertas putih yang kaku, memiliki ukuran yang sama besar.
- Label memuat keterangan tentang lokasi, tanggal, dan kolektor.
- Apabila terdapat dua atau lebih label pada pin harus disusun sejajar dan dibaca dari sisi yang sama.
- Label yang digunakan pada setiap spesimen yang disimpan kering (pinned or mounted specimen):
1. Label lokasi
(paling atas)
Propinsi, Kabupaten, Lokasi spesifik
Tanggal koleksi
Nama kolektor
2. Label data
ekologi
Inang, habitat serangga, atau metode
koleksi
3. Label
identifikasi
Famili serangga
Nama yang mengidentifikasi
Tahun identifikasi
B. Basah
- Label untuk spesimen-spesimen yang diawetkan didalam cairan harus ditulis di atas kertas kasar berkualitas bagus dengan tinta tahan air dan ditempatkan di dalam wadah dengan spesimen-spesimen tersebut.
Label
untuk spesimen dalam EtOH
C. Slide
- Label untuk spesimen yang dibuat preparat mikroskopis di atas kaca objek ditempelkan di permukaan bagian atas gelas objek, pada satu atau kedua sisi-sisi kaca penutup.
Label
untuk preparat mikroskop
PENYIMPANAN
- Spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara sistematik harus disusun dan dilindungi dari hama-hama, cahaya dan kelembaban.
- Serangga serangga yang dipin harus disimpan dalam kotak-kotak yang anti debu memiliki bagian bawah yang lunak yang memudahkan untuk menyusun pin didalamnya.
- Untuk serangga yang diawetkan didalam cairan, botol-botol yang berisi spesimen harus diisi penuh dengan cairan dan diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya kemudian ditutup dengan tutup karet yang sesuai dengan ukuran mulut botol.
Material serangga
yang diawetkan
dengan metode slide, disimpan pada kotak-kotak yang memiliki dasar yang
lunak dan disusun satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak
berbenturan didalam kotak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar